Sewage Treatment Plant (STP)
Memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang berguna, adalah tindakan yang sangat bijaksana. REUSE atau menggunakan kembali hasil olahan limbah, ternyata dapat dilakukan tidak hanya untuk limbah kering saja, tetapi juga limbah cair.
Di beberapa gedung, air hasil pegelolaan dapat digunakan untuk menyiram tanaman, fasilitas pencucian mobil, dll.
Tidak saja mengatasi persoalan limbah cair, menggunakan hasil olahan limbah, juga dapat menghemat pemakaian air yang semakin mahal.
Dalam hal tata cara membuang air limbah ke saluran kota, maka pengelola gedung melakukan treatment, untuk mengolah air limbah melalui proses recycling. Proses recycling air limbah domestik atau Sewage Treatment Plant (STP) dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain ‘Rotor Disk’ atau Conventional/Extended aeration.
Rotor Disk adalah sistem di mana pemberian oksigen bagi bakteri dengan cara membiakkan bakteri yang menempel pada disk sehingga bakteri akan kontak dengan oksigen, sedang pada saat bakteri ada di dalam cairan mereka akan makan kotoran yang ada pada cairan tersebut.
Sementara Conventional/Extended aeration, suatu sistem di mana pemberian oksigen dilakukan dengan cara menyemburkan oksigen ke dalam cairan dengan mengunakan blower. Pada sistem ini diperlukan area yang luas.
Lebih jelasnya berikut mengenai tahap-tahap pengolahan air limbah melalui STP.
Tahap Pengelolahan Pre-treatment.
Pada tahap ini dilakukan pemisahan padatan berukuran besar ataupun grease, agar tidak terbawa pada unit pengolahan selanjutnya, agar tercipta performa pengolahan yang optimal.
Air dialirkan lewat inlet chamber di mana ada screen yang dapat menyaring benda padat. Selanjutnya air masuk ke grease trap yang berguna untuk memisahkan lemak yang dapat mengganggu proses biologi. Kemudian air akan menuju ke primary clarifier.
Primaryclarifier.
Pada proses ini terjadi pemisahan partikel yang mengendap secara grafitasi (suspended solid) sehingga mengurangi beban pengolahan pada unit selanjutnya. Pada proses ini berguna untuk membuat aliran jadi lebih tenang dan aliran dapat stabil.
Rotating Biological Contactor (RBC)
Proses pengolahan yang dilakukan adalah untuk menurunkan BOD (bio-chemical oxygen demand) dan COD (chemical oxygen demand) yang ada pada air limbah, sehingga dapat memenuhi kualitas air yang layak untuk kita buang ke saluran kota.
Pengolahan polutan dilakukan oleh mikroorganisma yang melekat pada permukaan disk yang berputar. Perputaran ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan oksigen untuk kehidupan mikroorganisma dan mencegah terjadinya kondisi anaerob yang dapat menimbulkan bau.
Pada saat disk berputar terjadi kontak biomass dengan oksigen pada saat disk menyembul di permukaan dan terjadi kontak pada material organik yang ada pada air limbah untuk menjadi makanan pada saat disk terendam. Jadi bila disk terlihat kotor jangan dibersihkan karena sebenarnya itu adalah bakteri.
Final Clarifier.
Unit ini berfungsi sebagai clarifier akhir untuk mengendapkan partikel-partikel yang masih belum terendapkan, serta biomass yang telah mati.
Disinfeksi.
Pada proses ini dilakukan penginjeksian chlorine yang bertujuan membunuh bakteri-bakteri patogen yang ada.
Effluent Tank.
Air yang telah kita olah akan dialirkan menuju effluent tank untuk selanjutnya dibuang pada saluran kota. Sebagian air ini dapat kita proses lagi untuk keperluan recycling yang dapat kita gunakan untuk menyiram taman dan air cuci kendaraan.
Sand Filter
Air dari effluent tank kita alirkan ke sand filter menggunakan pompa, pada proses ini air akan disaring oleh pasir silica yang berfungsi menyaring padatan yang masih terbawa pada sistem, dan juga untuk menurunkan kekeruhan yang ada.
Pada proses ini yang harus diperhatikan adalah perbedaan tekanan aliran masuk dan keluar. Bila tekanan lebih dari tekanan yang ditentukan, maka perlu kita lakukan proses back washing yang berfungsi untuk mencuci kembali sand filter yang ada.
Setelah melewati proses di atas maka diharapkan kadar BOD dan COD dapat memenuhi standar air buang yang telah ditetapkan pemerintah, sehingga air buangan tidak mencemari lingkungan. Sedangkan proses pengolahan kembali akan membuat kita ikut menjaga kelestarian alam dengan melakukan penghematan air, dengan demikian akan ikut melestarikan lingkungan hidup kita.
Perawatan STP
Periksa kondisi basket screen dan bila ada kotoran bersihkan, hal ini agar aliran air limbah dapat lancar ke proses STP.
Bersihkan grease trap dari lemak. Apabila terlalu lama maka lemak akan
mengeras. Dan bisa menyebabkan bau, jika pemakaian atau kapasitas air limbah besar maka bisa kita lakukan pengangkutan lemak secara berkala.
Pengangkutan lumpur kita lakukan setahun sekali atau dua kali tergantung beban limbah.
Pemeriksaan dan pemeliharaan rutin pompa, pompa submersible, gearbox, penambahan pelumas pada bearing kita lakukan rutin.
Pengecekan rantai dan komponen transmisi yang ada.
Backwash sand filter dan karbon filter setiap momen menurut kondisi filter yang ada, hal ini dapat kita lihat dari tekanan pada pressure gauge.
Samsam Tung melayani pemesanan khusus untuk STP Tank System dengan ukuran disesuaikan dilapangan.